Hal lain yang disampaikan Nurdin adalah dampak pertumbuhan ekonomi terhadap capaian pertumbuhan PDRB dan diikuti peningkatan pendapatan perkapita sebesar 40 persen selama 5 tahun ke belakang.
"Tingkat pengangguran terbuka yang terkendali, tingkat kesejahteraan yang semakin merata tercermin dari GINI Ratio sebesar 0.38 dan tingkat kemiskinan sebesar 8,56 persen di bawah angka nasional (Nasional 9,22 persen per September 2019)," jelasnya.
Begitu juga dengan dari sisi struktur ekonomi berdasarkan sektor usahanya, ekonomi Sulsel dimotori oleh sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, manufaktur dengan komposisi pelaku usaha mayoritas adalah UMKM (98,61 persen).
Nurdin juga menyebutkan struktur ekonomi sektoral juga didukung oleh kredit perbankan Sulsel yang disalurkan sesuai dengan sektor-sektor unggulan di Sulsel
sehingga dapat memfasilitasi percepatan roda perekonomian.
"Dari profil spasial inilah kami menyusun kebijakan yang dapat menstimulasi pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor-sektor unggulan dengan fokus kebijakan pada pelaku UMKM, yang salah satu instrument nya adalah melalui TPAKD Sulsel," tambahnya.
Baca Juga: Perkuat Pemulihan Ekonomi, BI Terapkan Lima Kebijakan Strategis
Menurut Nurdin, hal serupa juga terjadi pada seluruh negara secara global, maupun seluruh provinsi di Indonesia dalam lingkup nasional. Pandemi Covid-19 memberikan dampak spill over yang cukup signifikan terhadap perekonomian, tidak terkecuali Sulsel. Dampak tersebut tercermin dari tren perlambatan pertumbuhan PDRB Sulsel 3 kuartal ke belakang.
"Melalui berbagai strategi dan sinergi pemulihan ekonomi nasional dan pengendalian penyebaran Covid-
19 di Sulsel, kita melihat sinyal pemulihan ekonomi Sulsel, tercermin dari pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan III 2020 terhadap triwulan II 2020 (q-to-q) yang mengalami peningkatan sebesar 8,18 persen," tutupnya.