Palembang, Sonora.ID – Menanggapi ditetapkannya kota Palembang kembali menjadi zona merah, tenaga ahli Satgas Covid -19 Sumsel Prof. Dr, dr, Yuwono, M.Biomed kepada Sonora (11/12/2020) mengatakan bahwa pemerintah pusat tidak tepat menyatakannya, sebab mereka tidak mengetahui kondisi real di daerah masing – masing.
“Secara data konsisten, sejak agustus sampai sekarang, pertambahan kasus di Sumsel sekitar 40 kasus per hari, dengan 40% dari Palembang, Palembang pertambahannya 20 sampai 30 kasus perhari. Saya heran tiba tiba ada sebutan zona merah, padahal tidak ada kejadian luar biasa, pertambahan kasus dan kematian diluar data harian,” ujarnya.
Ia menambahkan suatu daerah dinyatakan zona merah, bila angka penularannya dua kali lipat dari biasanya.
“Misal sehari positifnya 20 orang, selang berikutnya jadi 40 dan bertahan 3 hari, itu baru jadi zona merah,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa zonasi saat ini tidak menjadi hal yang utama, semua zona harus waspada karena pandemic ini akan bertahan lama dan akan terus ada kejadian kasus dan kematian.
“Kasus ada terus, jangan sampai yang kena nanti jatuh kepada sakit berat, pengalaman kalau sudah berat dan masuk ICU, kemungkinan meninggalnya 80% lebih. Sedapat dapat mungkin masyarakat jangan kena yang berat, supaya tidak berat jangan sampai kena. Jangan banyak keluar aktifitas yang tidak perlu, jangan bergabung dengan orang orang positif atau jaga jarak, jaga imunitas dengan cukup tidur makan bergizi dan berfikir positif,” pukasnya.
Baca Juga: Lindungi Petani dari Resiko Kerja, Pemkab Muba Himbau diikutsertakan ke BPJS Ketenagakerjaan