Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah yang diambil melalui ujung jari yang kemudian diteteskan pada alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi diteteskan ditempat yang sama dengan darah.
Lalu, mengapa rapid test antibodi dinilai kurang efektif? Rapid test antibodi terlalu dini dinilai dapat menghasilkan negatif palsu. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu 1–2 minggu untuk membentuk antibodi terhadap suatu virus.
Dengan kata lain, meskipun sudah terinfeksi, tetapi virus dapat tidak terdeteksi akibat tubuh belum memproduksi antibodi. Padahal, kamu sudah dapat melakukan penularan kepada orang lain.
Baca Juga: Hasil Rapid Test Ratusan Anggota KPPS di Banjarmasin Reaktif
Selain antibodi, dikenal juga rapid test antigen. Proses ini akan mendeteksi antigen atau protein yang dapat membentuk badan virus penyebab COVID-19.
Meskipun dinilai lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi, tetapi pemeriksaan ini cukup akurat digunakan oleh orang yang sudah terinfeksi virus corona. Karena itu, pemeriksaan rapid test antigen tidak disarankan untuk pemeriksaan awal.
Untuk pemeriksaan awal, keakuratan pemeriksaan ini sebesar 30 persen saja. Berbeda dengan rapid test antibodi, metode pemeriksaan ini menggunakan cairan yang terdapat pada hidung dan juga tenggorokan dengan dilakukan swab. Hasilnya juga dapat kamu ketahui dengan cepat seperti rapid test antibodi.