Tingkatan derilium ada yang ringan sampai berat, dan kondisi ini bisa dilihat ketika seseorang tidur dan sulit dibangunkan, hingga tampak gelisah.
Gina mengatakan, gambaran utama orang yang mengalami delirium antara lain:
- Gangguan kesadaran dan perhatian (kesadaran berkabut hingga koma)
- Gangguan kognitif berupa proses pikir yang kacau, ketidakmampuan membedakan realita dan yang bukan, disorientasi, rendah daya memori
- Gangguan siklus tidur-bangun, cenderung bangun dan gelisah di malam hari, pola tidur terbalik
- Gangguan emosional yang tampak sebagai kecemasan hebat, iritabilitas (mudah marah)
Gina menambahkan bahwa delirium ini akan membuat pasien kebingungan bahkan hingga dapat mempengaruhi kemampuan berfikir.
Baca Juga: Apakah Jantung Bengkak Dapat Disembuhkan? Ini Jawaban Dokter
Sementara untuk teknik pengobatannya, dr Gina mengatakan pasien yang mengalami delirium harus diobati sesuai dengan penyebab derilium itu sendiri.
Jika penyebabnya karena infeksi, maka pengobatannya ditujukan untuk menyelesaikan infeksinya. Namun, jika penyebabnya karena pengentalan darah yang berlebihan, maka perlu diberikan terapi agar kekentalan darahnya berkurang.
"Bila pasien mengalami gaduh gelisah, baru diberikan obat-obatan psikiatri sesuai dengan derajat gaduh gelisahnya," ujar Gina.
Ia menambahkan, tindakan terapi juga penting dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami derilium bergejala reorientasi.
"Orang dengan delirium dibantu untuk mengenali ruang, waktu, dan orang di sekelilingnya sehingga menurunkan kebingungan dan kegelisahan," kata Gina.
"Orang dengan delirium juga perlu dirawat di ruangan yang nyaman, cukup pencahayaan dan tenang, suhu ruangan yang hangat," lanjut dia.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Menghilangkan Milia Dalam Kurun Waktu Yang Cepat dan Aman