39 Stasiun Seismik Buatan Len Dipasang BMKG Untuk Kecepatan Dan Akurasi Data Informasi Gempa (
)
Bandung, Sonora.ID - Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling banyak mengalami gempa bumi. Ini karena Indonesia terletak di atas tiga lempeng yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
Untuk itulah betapa pentingnya pemerintah melalui BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) terus meningkatkan kemampuannya memperoleh informasi yang akurat mengenai parameter mekanisme sumber terjadinya gempa bumi.
BMKG memiliki program peringatan dini tsunami yang dikenal dengan nama Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).
Sistem InaTEWS menggabungkan antara data seismik, data GPS, data Buoy, dan data Tide Gauge. Pada sistem InaTEWS, data seismik menjadi ujung tombak observasi, karena dapat mendeteksi potensi tsunami dalam waktu 4 - 5 menit setelah kejadian gempa bumi.
Tahun 2019 lalu, BMKG mempercayakan kepada PT Len Industri (Persero) dalam memasang 194 stasiun monitoring gempa bumi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kepercayaan tersebut berlanjut di tahun 2020 sekarang untuk kembali memasang sebanyak 39 titik stasiun Miniregional monitoring gempa bumi milik BMKG. Dengan demikian keseluruhan seismograf yang dimiliki BMKG kini akan berjumlah 411 unit.
Penyelesaian pemasangan miniregional ditargetkan sesuai batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yakni tanggal 18 Desember 2020. Target tersebut tercapai karena sudah 100% rampung dan kini telah beroperasi.
“Pandemi Covid-19 yang masih melanda sekarang cukup menjadi kendala. Ketersediaan moda transportasi untuk distribusi barang menjadi terbatas karena adanya pembatasan jadwal keberangkatan kapal dan jumlah kapal," ucap Pimpinan Proyek Pemasangan 39 Miniregional PT Len Industri, Randy Dwi Rahardian di Bandung, Senin (28/12/2020).