39 Stasiun Seismik Buatan Len Dipasang BMKG Untuk Kecepatan Dan Akurasi Data Informasi Gempa (
)
"Terhadap situasi pandemi saat ini memang berpengaruh sekali dalam pelaksanaan proyek. Dengan perencanaan dan monitoring proyek yang kuat kita dapat melewatinya dengan baik,” tambah Randy.
Beberapa lokasi memiliki latak geografis yang sulit dijangkau di beberapa wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur seperti di Sulawesi, Maluku, NTT, NTB, dan Papua. Mulai dari perjalanan dari kota ke lokasi yang jarak tempuhnya cukup jauh hingga akses jalan yang dilalui jalannya rusak.
Sementara itu, Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT & Navigasi PT Len Industri, Yudhistira Utomo mengatakan, Sebanyak 39 lokasi itu banyak dipasangnya di Indonesia Bagian Timur, yang memang masih belum serapat jaringan sensor seismik di Indonesia Bagian Barat. Di barat sendiri, kita pasang dua (2) stasiun di selatan Pulau Jawa. Lokasinya di Yogyakarta.
"Dengan penambahan ini maka sensor-sensor seismik di tanah air menjadi lebih rapat. Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat. Saat ini sudah di kisaran 4 hingga 5 menit untuk informasi peringatan gempa (semenjak kejadian)," jelas Yudhistira.
Meski konfigurasi dan pendekatan pengerjaannya sedikit berbeda dengan stasiun yang dipasang pada tahun lalu, namun dia memastikan kinerja alat justru lebih andal.
Stasiun juga tetap menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) produksi Len Industri sebagai sumber catu dayanya.
“Yang membedakan tahun ini dengan tahun 2019 lalu, tahun ini menggunakan sistem posthole seismometer, dimana seismometer akan dimasukan ke dalam lubang. Hal ini untuk mengurangi environment noise terhadap data sehingga dapat melakukan improvement kualitas data,” tambah Yudhistira.
Sebagai perusahaan BUMN yang berbasis teknologi, Len Industri memiliki mimpi besar bahwa suatu saat nanti bisa menjadi penyedia produk dan teknologi infrastruktur sistem sensor peringatan dini kebencanaan di Indonesia.