2. Berpatokan pada Angka timbangan
Pada umumnya, berbagai program diet hanya fokus pada angka di timbangan.
Sebuah penelitian di Journal of Obesity, Hindawi, menyatakan bahwa fokus pada angka berat badan sebagai satu-satunya patokan kesuksesan membuat program diet berjalan tidak efektif sekaligus memberikan gangguan psikologis.
Dalam sebuah program diet, idealnya, yang menjadi patokan kesuksesan adalah kesehatan tubuh bukan penurunan berat badan.
Program diet yang baik fokus pada sehat jangka panjang, bukan pada berat badan yang diturunkan dalam waktu singkat.
Baca Juga: Kaya Vitamin dan Nutrisi, 9 Buah Ini Dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
3. Ngemil adalah dosa tidak termaafkan
Beberapa orang percaya bahwa ngemil adalah sebuah dosa tidak termaafkan saat menjalani diet. Padahal, pada sejumlah kasus, ngemil justru membantu mengelola asupan kalori lebih efektif.
Mengonsumsi sepotong buah atau yogurt rendah lemak bisa mengurangi keinginan makan, mencegah makan berlebihan pada waktu makan utama, atau justru mampu membuat beralih ke camilan padat energi.
Orang-orang dengan obesitas cenderung menunjukkan aktivitas ngemil lebih tinggi. Solusinya, cobalah ngemil camilan sehat daripada ngemil camilan tidak sehat.
Frekuensi makan, terutama dengan pola tiga kali makan dan dua kali camilan per hari, kemungkinan memiliki peran penting dalam program menurunkan berat badan.
Menurunkan berat badan bukanlah sesuatu yang ajaib. Sebagian besar program diet sukses dijalankan dalam waktu jangka panjang dan berada dalam pantauan dokter serta ahli diet.
Baca Juga: Kaya Vitamin dan Nutrisi, 9 Buah Ini Dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh