"Saya kasi bangun dia karena kan dia mau naik NAM Air pagi, tapi dia bilang dialihkan ke Sriwijaya makanya saya suruh dia lanjut istirahat. Tidak ada tanda-tanda atau firasat apa pun tetapi ada sedikit rasa gelisah," ungkapnya.
Menurut Magdalena, setiap tahun, Ricko selalu menyempatkan pulang ke Makassar untuk berkumpul bersama keluarganya.
Ia tak ingin melewatkan momen natal dan tahun baru tanpa keluarga besar. Ia pun mengenang, putra sulungnya itu kerap rindu dengan makanan Makassar.
"Dia itu selalu mau pulang karena rindu Makanan di sini. Dia setiap tahun pasti pulang ke sini (Makassar)," kenangnya.
Baca Juga: Pihak Sriwijaya Air Akan Fasilitasi dan Beri Akomodasi Bagi Keluarga Korban Ingin Ke Jakarta
Magdalena mengaku ikhlas atas musibah yang menimpa putranya tersebut. Meski pesimis, Magnalena dan keluarga besar masih berharap keajaiban Tuhan.
Saat ini, pihak keluarga telah berangkat ke jakarta untuk mencari informasi lebih jauh terkait tragedi Sriwijaya Air.
"Kami sudah ikhlas, karena fenomena pesawat jatuh ini ya bagaimana yah. Tapi kami masih berharap ada keajaiban Tuhan," harapnya.
Ricko Dikenal Rajin dan Tekun
Ricko merupakan anak sulung dari dua bersuadara. Adik Ricko mengikuti jejak sang ibu menjadi dokter di RS Pelamonia.
Di mata keluarga khususnya sang Ibu Magdalena, Ricko adalah anak yang rajin, pintar, gigih serta tekun belajar.
Setelah lulus di Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin 2005 silam, Ricko kemudian melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
Usai lulus S2 pada 2008, Ricko mendaftar lewat lowongan kerja PT PLN. Ia dinyatakan lolos seleksi PLN di Kalimantan Timur, hingga akhirnya ditempatkan di Pontianak, Kalimantan Barat sejak 2013 hingga saat ini dengan total masa kerja delapan tahun.
Baca Juga: Modus Perdagangan Manusia di Makassar, Palsukan Identitas Korban Seolah Dewasa