Sonora.ID - Ahli Geologi Surono mengatakan, sekitar 40 juta masyarakat Indonesia masih bermukim dan beraktivitas di daerah rawan longsor atau rawan gerakan tanah.
Khusus Jawa Barat, kata Surono, separuh dari Utara hingga ke Selatan merupakan daerah rawan longsor atau rentan terjadi gerakan tanah.
Seperti bencana longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu 9/01/2021, terjadi di daerah padat penduduk yang memiliki kemiringan tanah yang berisiko terjadi longsor.
Baca Juga: Gerak Cepat, PLN Pulihkan Tiang Roboh Akibat Longsor di Aranio, Kalsel
“Daerah bencana ini saya lihat early warning gerakan tanah yang dikeluarkan badan Geologi masuk potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi, selain itu kontur tanah diatas dengan kemiringan lereng hampir 40 derajat, dan ada pemukiman diatasnya,” ucap Surono dalam wawancara virtual.
Selain itu Surono mengungkapkan, masih banyaknya warga tinggal di daerah rawan bencana, selain harga property yang masih lebih murah, tinggal di bawah tebing tanah cenderung lebih mudah mendapatkan air, yang keluar dari celah-celah tebing tanah.
“Sialnya daerah rawan gempa itu memang daerah yang nikmat untuk ditempati, sering dijumpai mata air dan mudah diolah gembur tanahnya,” ungkap Surono.
Surono menghimbau untuk didaerah rawan longsor, agar tidak membangun bangunan di daerah atas pada tebing dan dibawah tebing dengan kemiringan sedang hingga terjang.
Baca Juga: Longsor dan Bajir di Manado, 5 Orang Meninggal, 500 Warga Mengungsi