Banjarbaru, Sonora.ID – Bencana banjir yang melanda 10 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini, diperkirakan banyak pihak akan berdampak terhadap perekonomian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perkiraan itu sangat mendasar, setidaknya dilihat dari aktivitas perdagangan yang lumpuh total sesaat setelah terjadinya banjir yang maha dahsyat di awal tahun.
Di mana banyak pasar-pasar tradisional yang sempat tutup, dan penyedia jasa yang lebih memilih tidak buka untuk sementara waktu.
Seiring dengan tingginya permintaan kebutuhan pokok yang akan disalurkan kepada warga terdampak dan juga untuk persediaan warga selama terjadinya banjir, maka harganya pun mulai merangkak naik.
Baca Juga: Hampir Sepekan Dilanda Banjir, Sudah 51 Ribu Lebih Warga Banjarmasin Terdampak
Sebut saja seperti mie instan, telur ayam ras, dan juga minyak goreng yang banyak terserap di dapur-dapur milik pemerintah maupun milik masyarakat.
“Kebutuhan pokok kita sudah mulai terbatas dan harganya pun mulai naik,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Kasel, Amanlison Sembiring, pasca menyerahkan bantuan kemanuasian BI kepada warga terdampak banjir melalui BPBD Kalsel di Banjarbaru, pada Selasa (19/01) sore.
Selain karena tersendatnya pasokan akibat akses yang sulit dilalui saat banjir, menipisnya persediaan Sembako ini juga dinilai karena aksi saling “borong” oleh pemerintah atau pihak swasta yang kemudian dibagikan kepada warga yang terdampak banjir.
Baca Juga: Saat Pelanggan Terdampak Banjir, PDAM Bandarmasih Malah Hentikan Air
“Kebutuhan saat ini kan diuatamakan dulu untuk menanggulangi bencana,” jelasnya.