"Luas sebaran yang ditemukan pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," jelas Soerjanto.
"Ini diindikasikan bahwa turbin-turbinnnya rontok semua, itu menandakan bahwa ketika mengalami impact dengan air mesin itu masih berputar," imbuh dia.
Selain temuan turbin, temuan awal data automatic dependent surveillance broadcast (ADS-B) juga masih merekam data pesawat saat berada di ketinggian 250 kaki dari permukaan laut.
Hal itu mengindikasikan bahwa pesawat masih berfungsi sebelum akhirnya membentur permukaan air.
Baca Juga: Tim DVI Polri Akan Tetap Lakukan Identifikasi Korban Pesawat Sriwijaya Air Hingga Analisa Maksimal
"Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data."
Namun, Soerjanto mengatakan bahwa pihak KNKT masih berupaya untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Sementara mencari memori unit CVR, KNKT juga saat ini tengah meneliti sistem autothrottle pesawat.
"Kami akan menunggu hasil dari CVR dan beberapa komponen yang kami kirim ke Amerika dan United Kingdom karena dari komponen-komponen itu kita akan mengetahui kenapa sebetulnya, yang rusak yang mana, dari 13 parameter ini yang membikin perubahan-perubahan di autothrottle system," tutur Soerjanto, dilansir Kompas.com.
Baca Juga: Tim DVI Polri Berhasil Mengidentifikasi 58 Korban, Tragedi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Seperti diketahui, ada dugaan sistem autothrottle tak berfungsi baik saat pesawat lepas landas sehingga menyebabkan pesawat jatuh.