Berbeda dengan dua rumah sakit lapangan Covid-19 Pemprov Jatim yang telah lebih dulu beroperasi yakni di Indrapura Surabaya dan Ijen Boulevard Kota Malang, rumah sakit lapangan di Dungus ini memiliki bangunan dan lingkungan alam yang sangat asri . Sehingga, lanjutnya, rumah sakit ini memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif di luar dari kualitas layanannya.
“Suasana keindahan di Dungus ini menjadi bagian penting untuk pasien Covid-19 karena mereka butuh suasana paikologis yang membuat happy dan tenang. Jadi suasana seperti ini seperti banyak pepohonan yang sudah berusia sekian puluh tahun, menjadi bagian dari support untuk memberikan percepatan penyembuhan bagi pasien Covid-19,” katanya.
Menurutnya, pelayanan dengan format rumah-rumah joglo dan limas yang ada di rumah sakit ini menjadi suatu inovasi tersendiri yang bisa berseiring dengan lingkungan yang ada. Tentunya hal ini bisa menjadi motivasi bagi pasien agar cepat sembuh dan mampu mensupport para nakes dalam memberikan layanan.
Baca Juga: Mendikbud Resmi Meniadakan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan 2021
Khofifah juga berharap, peresmian RS Lapangan Joglo Dungus ini sekaligus menjadi ikhtiar dalam upaya mempercepat layanan dan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 terutama di wilayah Madiun Raya dan Mataraman. Apalagi, persentase penambahan kasus aktif di Mataraman, yakni Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Trenggalek bulan Januari kemarin cukup tinggi. Kita berharap akan terus terkendali dan melandai.
“Beberapa daerah di Mataraman yang juga melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap kedua ini, seperti Kab dan Kota Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Magetan, Kab. Trenggalek serta Nganjuk. Jadi rumah sakit ini tidak hanya bagi warga Kab/kota Madiun, tapi juga wilayah lain apalagi Magetan, Ngawi dan Nganjuk sempat zona merah Januari lalu,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, dengan adanya RS Lapangan Joglo Dungus ini maka diharapkan kapasitas Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan menurun sehingga ada relaksasi terutama bagi para nakes. Sehingga, rumah sakit tidak overload dan masyarakat memiliki pilihan untuk bisa mendapatkan percepatan layanan.