Melihat situasi kurang mengenakkan, rekan wartawan lainnya pun mencoba melerai dan menjelaskan. Namun, alih-alih mau mendengarkan, aparat justru meminta agar si wartawan memperlihatkan tanda pengenal atau id card. Sayangnya, pada kesempatan itu, sang wartawan tidak membawa apapun, termasuk tanda pengenal.
Hal yang sama juga dialami salah seorang wartawan lain dari media cetak. Padahal tujuannya hanya memberikan penjelasan kepada aparat bersangkutan bahwa dirinya dan rekan-rekannya yang tergabung dalam pressroom Pemko Banjarmasin hanya minta data, tidak ada yang ngotot.
Karena menurutnya, Tim pastilah mempunyai data tersebut. Sehingga wajar jika Ia bersama rekannya menanyakan hal itu.
Baca Juga: Untuk Keempat Kalinya, Status Tanggap Darurat Banjir Banjarmasin Diperpanjang
Namun sayangnya, lagi-lagi aparat bersangkutan meminta id card wartawan media cetak. Lantas saja, id card pun Ia tunjukan. Seketika Ia pun mengambilnya kembali, setelah aparat itu melihat.
"Nih Id Card saya pak," ucapnya .
Ia juga mempertanyakan, apa maksud dari ajudan aparat yang bersangkutan merekam video saat percekcokan terjadi.
Padahal jika untuk dokumentasi kegiatan, harusnya perekaman video tidak hanya saat kejadian itu saja. Melainkan sepanjang kegiatan yang menjadi inti laporan.
Baca Juga: Drainase Mampet, Warga Desa Barokah di Tanah Bumbu Kerap Kebanjiran
"Saya khawatir potongan-potongan itu justru jadi fitnah bagi kami (wartawan)," tegasnya.
Beruntung, peristiwa itu tak berlangsung lama. Ketika wartawan lainnya juga menjelaskan bahwa yang bersangkutan betul-betul wartawan, sembari memperlihatkan kembali tanda pengenal ketika diminta.