Palembang, Sonora.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi Sumatera Selatan pada tahun ini akan kembali mengalami fenomena kemarau basah seperti yang terjadi pada tahun 2020 lalu.
Hal ini diungkapkan, Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatalogi Kelas 1 Palembang, Nandang Pangariwibowo, saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, kondisi kemarau basah diprediksi akan kembali sama ditahun ini bahkan cenderung lebih basah.
“Diperkirakan masa uap air masih cukup masuk ke wilayah Indonesia sehingga cenderung agak basah dan normal, dikarenakan berdasarkan prakiraan cuaca bulanan yang kami buat sampai bulan Juni Analisisa armosfir La Nina masih dikategori moderet,” katanya.
Baca Juga: Pemkot Palembang Bakal Verifikasi Data Penerima Jaminan Kesehatan Nasional dan KIS
Meski demikian, Nandang meminta masyarakat untuk mewaspadai kondisi peralihan musim yang kerap diikuti dengan cuaca ekstrim
“Di Sumsel cuaca ektrim terjadi dua kali, April hingga Mei kemudian yang kedua September sampai Oktober, masyarakat terkhsus yang berada di daerah landai seperti Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Sebagian OKI, dihimbau untuk mewaspadai terjadinya angin kencang,” ungkap Nandang.
Seperti yang diketahui, Sumatra Selatan dikenal sebagai salah satu provinsi penyumbang asap dampak kebakaran hutan dan lahan di tanah air yang kerap terjadi saat musim kemarau tiba.
Namun, di tahun 2020 lalu fenomena kemarau basah menjadi keuntungan tersendiri dimana musim kemarau yang kerap turun hujan itu mencegah timbulnya titik api hingga nihil kabut asap.
Baca Juga: Tahun 2020, Kunjungan Wisman ke Sumsel Alami Penurunan Drastis