Sonora.ID - Bukan rahasia lagi jika investor ritel kebanyakan akan fokus pada revenue dan profit ketika rilis laporan keuangan emiten. Apalagi jika ada berita suatu emiten pendapatan dan labanya naik ratusan persen.
Di sisi lain, ada banyak informasi di balik laba naik ratusan persen. Perlu diingat, laba yang naik signifikan bisa saja bukan merupakan pencapaian luar biasa dari perusahaan, barangkali sebenarnya kinerja asli emiten tersebut tidak perform.
Sering juga ditemui dalam laporan keuangan pendapatan naik, tapi emiten tersebut malah rugi. Atau sebaliknya, pendapatan turun tapi labanya naik tinggi.
Jadi, kita tidak bisa langsung menyimpulkan hanya dari informasi “pendapatan emiten x naik 100%” atau “laba emiten x naik 200%” berarti kinerja emiten tersebut sangat bagus. Informasi tersebut masih bisa dianalisis lebih lanjut agar kita mengenal kinerja perusahaan lebih mendalam.
Baca Juga: Sepanjang 2020, Investor Milenial Rajai Pasar Modal Indonesia
Terlebih lagi pendapatan dan laba adalah tujuan utama suatu perusahaan dan bisa jadi indikator melihat kinerja, pertumbuhan, dan seberapa efisiennya operasional perusahaan. Pendapatan dan laba perusahaan kamu bisa lihat di Laporan Laba Rugi.
Kinerja Pendapatan
Pendapatan atau penjualan adalah input yang didapatkan dari operasional bisnis suatu entitas usaha. Pendapatan bisa diakui pada saat risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli.
Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).