Profesor mikrobiologi sel di University of Reading, Dr Simon Clarke mengatakan hingga saat ini efek sebaran mutasi E484K masih belum jelas dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Baik mengenai mutasi kemampuan virus untuk menginfeksi, tingkat keparahan penyakit, atau resistensi pada mutasi E484K.
“Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, namun jika berhasil dapat diduga kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul,” kata Simon, mengutip The Guardian, Senin (15/2/2021).
Perlu terus diuji
Mutasi varian baru ini perlu masuk dalam upaya peningkatan pengujian untuk memilih varian yang menjadi perhatian.
"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji lonjakan karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimanapun itu yang dihasilkan," kata Simon.
Seorang profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, Ravi Gupta setuju adanya pengujian gelombang untuk varian baru untuk mengetahui kemamampuan menginfeksi, tingkat keparahan penyakit, bahaya yang ditimbulkan dan resistensi mutasi lebih lanjut.
Ia mencatat bahwa selain mutasi E484K, varian baru memiliki perubahan lain yang kemungkinan membantunya melarikan diri dari antibodi kita.
Baca Juga: Mutasi Baru Virus Corona di Africa Selatan Dikhawatirkan Jadi Pandemi, Ahli: Efek Lebih Parah