Lebih jauh Ia mengharapkan, ada semacam bentuk apresiasi untuk mengabadikan nama paman Jamhar karena telah berjasa melestarikan kesenian lamut semasa hidupnya.
Terlebih, beliau juga telah mendapat gelar maestro dari Presiden RI. Bahkan juga ada penghargaan dari Kesultanan Banjar. Itu artinya beliau telah menjadi kebanggaan bagi daerah, dan kiprahnya pun diakui hingga ke kancah nasional.
"Nanti kita usulkan ke Pemerintah agar nama beliau bisa diabadikan. Misalnya jadi nama gedung kesenian atau jalan," tutupnya.
Baca Juga: Usai OTT KPK Dini Hari Tadi, Rujab Gubernur Sulsel Nampak Sepi
Sekedar diketahui, Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar.
Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan terbang, alat tabuh untuk seni hadrah.
Seni lamut bisa dikatakan bernasib malang karena kini di ambang punah. Satu per satu pelamutan meninggal dunia, sementara proses pewarisan dan regenerasi kesenian itu mandek. Selain itu kesenian itu juga semakin ditinggalkan karena generasi muda tak lagi tertarik memainkannya.
Baca Juga: Co-firing, Strategi PLN Tingkatkan Kapasitas Pembangkit EBT, Termasuk di Kalsel