"Jadi keberadaan makam Bung Karno ini harus bisa menjadi kawah candradimuka pemimpin di negeri ini. Karena, lewat perjuangan para pendiri bangsa inilah kita bisa merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini," ungkap Khofifah.
Sehingga kegiatan ziarah ini menurutnya tak hanya membangkitkan spirit nasionalisme. Tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan membangun komunikasi secara rohani dengan pendiri bangsa.
“Sebagai sebuah bangsa, kita harus menyadari bahwa bangsa ini merdeka dengan pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa. Sangat banyak masyarakat di negeri ini, tapi tetap membutuhkan strong power leader yang mengomunikasikan, membangun semangat, menyatukan dan itu dari Bung Karno, Bung Hatta, dan pahlawan lainnya," ungkapnya.
Baca Juga: Gowes Sinergi Pemulihan Ekonomi, Tinjau Blitar Bersama BI & OJK
Melihat sejarahnya, lanjut Khofifah, maka pengembangan wisata Kompleks Makam Bung Karno juga telah dimasukkan ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dari Perpres No. 80 Tahun 2019 di Kota Blitar.
“Oleh sebab itu kalau bisa disiapkan pengembangannya, saya rasa gravitasinya akan lebih kuat lagi. Apalagi di Perpres No. 80 Tahun 2019 ada penguatan untuk Makam Bung Karno di Blitar ini,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Kota Blitar menjadi salah satu daerah yang masuk dalam pengembangan Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan pada Perpres No. 80 Tahun 2019. Dalam pengembangan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan terdapat total 44 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp. 41.845,76 Miliar. Termasuk salah satunya yaitu, pengembangan Wisata Makam Bung Karno.