Secara klinis kasus hipospadia yang sering ditemukan ada tiga. Yaitu lubang saluran buang air kecil yang terletak pada bagian bawah.
Kedua, alat kelamin laki-laki yang menekuk ke arah bawah. Ketiga, kulit kelamin yang berlebihan di bagian atas.
Untuk kasus sedang hingga berat, terapi pembedahan merupakan satu-satunya yang paling direkomendasikan.
Sedangkan transgender, bukanlah sebuah penyakit fisik yang bisa diobati.
Baca Juga: Uretra Terbentuk Tak Normal, Ini Penjelasan Soal Hipospadia yang Dialami Aprilia Manganang
Menurut Spesialis Kesehatan Jiwa RS Awal Bros Bekasi Barat, dr Alvina Sp. KJ kepada Kompas.com, Transgender merupakan gangguan konsep pada jati dirinya. Dimana laki-laki lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara fisik, mereka adalah laki-laki serta memiliki alat kelamin layaknya laki-laki. Namun, secara orientasi seksual dan identitas, mereka merasa gendernya adalah perempuan.
Untuk memiliki gender yang diharapkan, tindakan yang biasanya dilakukan adalah operasi alat kelamin.
Karenanya transgender sama sekali tidak berhubungan dengan kondisi biologis. Melainkan lebih berhubungan pada kebutuhan untuk mengekspresikan identitas gender.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengetahui Perbedaan Hipospadia dan Transgender