Kurnia juga mencontohkan indikator sederhana dalam analisis teknikal tersebut, yakni menggunakan Moving Average (MA).
Indikator itu cukup ampuh untuk digunakan dalam keputusan membeli atau menjual aset kripto, karena pada prinsipnya memperhalus gambaran pergerakan harga pada timeframe tertentu.
"MA pada dasarnya menyaring pergerakan harga yang cenderung mengandung noise, apalagi Bitcoin misalnya terkenal sangat volatil." Kata dia.
Baca Juga: Buy on Weakness atau BoW, Strategi Trading Saham Saat Koreksi
"Ketika misalnya MA lebih pendek, katakanlah MA50 menembus dari bawah terhadap MA100 dan MA200 (crossing/menyilang), maka harga dapat dikatakan mulai meningkat."
"Dan sebaliknya, jika MA50 menyilang dari atas MA yang lebih panjang, maka harga dapat dikatakan berpotensi terkoreksi," imbuh Kurnia.
Pelatihan itu sendiri digelar oleh Blockchainmedia.id bekerjasama dengan Chainsightnews.com, sebagai media siber berpengaruh di sektor aset kripto di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kurnia Bijaksana: Trading Bitcoin Jangan Sekadar Ikut-ikutan, Lakukan Berdasarkan Data