Unggahan Donald Trump di media sosial dinilai berpotensi memicu kekerasan dan juga melanggar ketentuan dalam media sosial.
Awalnya, Twitter mulai mengunci akun Trump selama 12 jam setelah pihaknya meminta Trump untuk menghapus tiga cuitan yang dianggap menghasut kerusuhan di Capitol.
Tak lama kemudian, Facebook pun menyusul dengan mengangguhkan akun Trump di jejaringnya, berikut juga Instagram untuk selama 24 jam.
Kemudian YouTube juga mengambil langkah yang sama dengan memperpanjang penangguhan kanal Donald Trump hingga waktu yang belum ditentukan.
Baca Juga: Pendukung Trump Rusuh di Gedung Capitol, Begini Kronologi Lengkapnya
Sebelum pemblokiran di media sosial itu terjadi, bisa dibilang Trump cukup aktif di media sosialnya dari sejak masa kepresidenannya hingga tahun 2020.
Menurut Miller, kembalinya Trump ke media sosial ini tentunya akan menjadi topik pembicaraan yang panas serta mengundang reaksi sejumlah orang.
"Menurut saya, ini akan menjadi suatu perbincangan yang panas di media sosial. Semua orang akan menunggu dan melihat apa yang sebenarnya ingin dilakukan Trump lewat platform miliknya itu," ungkap Miller.
Meski belum banyak informasi yang diungkap soal media sosial tersebut, namun Miller mengatakan bahwa Trump telah mengadakan pertemuan dengan beberapa pihak di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, AS untuk membicarakan media sosial buatannya itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diblokir di Mana-mana, Trump Dilaporkan Bikin Media Sosial Sendiri"