Sumbu filosofi Yogyakarta yang menghubungkan Panggung Krapyak–Kraton–Tugu Pal Putih memiliki nilai-nilai budaya yang eksotis dan menarik.
Penerapan konsep budaya sumbu imajiner dan filosofi) pada tata ruang DIY telah menghasilkan apa yang oleh UNESCO disebutkan sebagai saujana asosiatif (associative landscape) yang merupakan paduan antara unsur budaya bendawi (tangible) dan tak bendawi (intangible).
Pengembangan Sumbu Filosofi dan atraksi pariwisata di sekitarnya diharapkan dapat meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di D.I Yogyakarta melalui sebuah paket wisata yang berkonsep cultural experience.
Diskusi online Pariwisata ini menghadirkan Narasumber Gusti Bendara (Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY), Miyono (Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY), Ir. Yuwono Sri Suwito, M.M (Pakar Budaya) dan Dian Lakshmi Pratiwi (Dinas Budaya DIY).
Baca Juga: Terima Kunjungan Wisman April 2022, Pelaku Pariwisata Hanya Bisa Pasrah
Adapun penanggap dalam diskusi ini adalah Singgih Raharjo (Kepala Dinas Pariwisata DIY), Ike Janita Dewi (ISEI DIY) dan Bobby Ardiyanto (Ketua GIPI DPD DIY).
Tujuan dari diskusi online pariwisata diharapkan para pemangku kebijakan dapat mendapatkan masukan dari berbagai pihak untuk perumusan kebijakan dan menyusun strategi pendorong keberlangsungan dan keberlanjutan sektor pariwisata di DIY.
Sejak pandemi COVID-19, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY bersama dengan Pemerintah Daerah DIY dan Asosiasi DIY berkolaborasi dalam forum pentahelix SIWIGNYO (Sinergi Wisata Ngayogyakarta).
Tujuan dari program ini adalah dalam rangka percepatan pemulihan sektor pariwisata dan mewujudkan industri pariwisata yang resilient, competitive dan inclusive melalui strategi peningkatan 3A2P (Amenitas, Atraksi, Akses, Pelaku usaha dan Promosi).
Baca Juga: DTW Tanah Lot Bersiap Jadi Kawasan Pariwisata Zona Hijau, Tahap Awal 50 Petugas Divaksinasi Covid-19