Manado, Sonora.ID - Faktor cuara buruk di wilayah Sulawesi Utara mempengaruhi fluktuasi harga cabai rawit, terjadi ketidak seimbangan antara produksi dan permintaan. Harga cabai rawit terus mengalami kenaikan, bahkan sempat dijual dengan harga Rp 110 ribu per kilogram pada akhir bulan Maret ini.
Normalnya cabai rawit dijual dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram, namun kini dijual dengan harga Rp 115 ribu per kilogram.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara menunjukan, selama Maret 2021 harga rata-rata harian cabai rawit mencapai Rp 86 ribu per kilogram.
“Kenaikan harga cabai merah di manado akibat cuaca buruk, berupa hujan dengan intensitas tinggi yang melanda daerah sentra penghasil cabai merah di Sulut. Buruknya cuaca mengakibatkan produktivitas petani terganggu karena adanya gagal panen,"
Baca Juga: Hampir Merusak Rumah Warga, Pembongkaran Pasar Tuminting Manado Nyaris Ricuh
Selain itu, alur distribusi cabai di Sulut yang seringkali dipasok dari provinsi lain seperti Gorontalo maupun daerah lainnya, turut mengalami gangguan dengan fenomena cuaca buruk, “ kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara Novly Wowiling, di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara, di Kalasey, Minahasa, Senin (29/3/2021).
Pasokan cabai yang terbatas menjadi penyebab harga cabai melambung. Menurut Novly, kondisi ini juga terjadi merata di sejumlah provinsi di Indonesia termasuk Sulawesi Utara.
“Selain pasokan yang terbatas, pemerintah daerah melihat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang berangsur membaik seiring dengan vaksinasi yang dijalankan pemerintah, membuat konsumsi masyarakat akan cabai kembali menguat, “ Imbuh Novly.
Kebutuhan konsumsi cabai rawit di Sulawesi Utara dipenuhi dari petani lokal sebanyak 70 hingga 75 persen, sementara sisanya didistribusikan dari daerah lain.
Baca Juga: 356 Ton Komoditas Ekspor Garuda Indonesia Terbangkan Selama Enam Bulan ke Jepang