"Dalam sehari itu ada sekitar satu atau dua orang warga yang datang berobat. Rentang usianya diatas 30 tahun. Keluhan mereka biasanya batuk, pilek, dan nyeri pada ulu hati lalu kita berikan obat. Dari warga mana saja boleh, tidak perlu bawa KTP atau Kartu Keluarga (KK)," tambahnya lagi.
Lalu, dikemanakan uang warga yang bayar seikhlasnya tersebut? Apakah untuk gaji mereka berdua. Mengenai hal itu, Ia menjelaskan bahwa uang bayaran warga secara sukarela itu justru digunakan untuk membeli keperluan obat-obatan.
Bahkan Ia mengaku, tidak pernah menerima uang itu langsung dari pasien. Karena tepat di depan klinik, terdapat sebuah kotak bertuliskan 'Biaya Seikhlasnya' untuk warga memasukan uang.
Baca Juga: Larangan Mudik Saat Pandemi, Pemko Banjarmasin Masih Liat-Liat Regulasi
"Tidak pernah tahu berapa orang biasanya membayar. Karena biasanya pasien langsung memasukan ke dalam kotak dan sudah dibuat dalam amplop. Rencananya sebulan sekali akan kita buka buat beli obat-obatan dan keperluan lainnya," tuntasnya.
Sementara itu, Suhartini, warga jalan Garuda 6 mengaku sangat terbantu dengan adanya klinik tersebut. Dirinya juga sempat beberapa kali memeriksa tekanan darah. Namun sayangnya, warga banyak yang belum tahu dengan keberadaan klinik tersebut.
"Bagus. Pelayanannya juga bagus. Cuman warga belum banyak tahu saja. Kami juga terbantu karena kalau ke puskesmas terlalu jauh dari sini," tuturnya singkat.