Mengenali Potensi dan Dampak Adanya Angin Puting Beliung di Sumsel

15 April 2021 18:10 WIB
Shinta Andayani selaku Kepala Unit dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang
Shinta Andayani selaku Kepala Unit dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang ( )

Palembang, Sonora.ID – Memasuki musim pancaroba, masyarakat sumsel perlu mewaspadai terjadinya bencana angin kencang atau puting beliung.

Shinta Andayani selaku Kepala Unit dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang kepada Sonora (14/04/2021) mengatakan bahwa angin puting beliung sering terjadi di wilayah yang memiliki dataran yang luas.

Puting beliung terjadi dari awan kumolonimbus yaitu awan yang sangat besar, ada perbedaan temperature antara awan yang tumbuh dengan permukaan daratan sehingga menimbulkan puting beliung.

Baca Juga: Serapan Vaksinasi untuk Lansia di Kota Palembang Masih Rendah

“Puting beliung terjadi didataran rendah yang topografinya memiliki gunung sedikit. Daerah Banyuasin, OKI, Muba, Palembang, Muaraenim, Ogan ilir, dan prabumulih,” pungkasnya.

Ia mengatakan potensi bencana angin putting beliung sebetulnya bisa diprediksi namun karena kejadiannya begitu cepat sehingga informasi yang dikirimkan seringkali terlambat.

“Oleh sebab itu masyarakat harus sering mengupdate informasi, terutama terkait cuaca ekstrim. Namun masyarakat tetap harus mewaspadai karakteristik puting beliung missal saat ada awan cb yang berwarna hitam, berpotensi angin kencang secara tiba – tiba, awannya luas, gerakanya cepat dan konsisten, disertai angin yang meningkat tiba – tiba naik, itu tanda – tanda puting beliung, kemudian hujan deras,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Ayam Di Palembang Melonjak, Minimnya Peternakan Jadi Alasan

Ia menjelaskan bahaya angin putting beliung adalah bangunan banyak yang rusak, pohon dan reklame yang tidak kuat bisa roboh, rumah – rumah atapanya bisa rusak.

“Secara umum Sumsel masih musim penghujan. Bencana tidak pernah habis, musim hujan akan menghadapi banjir, longsor. Pancaroba akan menghadapi puting beliung, angin kencang dan hujan es. Musim kemarau akan menghadapi karhutla dan kekeringan, begitulah siklusnya. Kita harus berdamai dengan alam, mengantisipasi bencana sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Saat musim kemarau menghemat air dan tidak membakar hutan dan lahan,” tandasnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm