Pengiriman pasokan medis penting dari Inggris, termasuk 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen, tiba di Delhi pada Selasa pagi, mitra Reuters ANI melaporkan.
Prancis juga mengirim generator oksigen yang dapat menyediakan oksigen selama setahun untuk 250 tempat tidur, kata kedutaan.
Kereta "Oxygen Express" pertama menuju Delhi yang membawa sekitar 70 ton gas penyelamat hidup juga mencapai ibu kota negara itu Selasa pagi.
Namun krisis di kota metropolis berpenduduk 20 juta orang itu tidak mereda.
Baca Juga: Tekan Laju Perkembangan Covid-19, Arab Saudi Blokir Masuknya Warga Indonesia dan 19 Negara Lainnya
Dr K Preetham, kepala administrasi medis di Pusat Cedera Tulang Belakang India kota yang merawat sejumlah pasien COVID-19, mengatakan kelangkaan oksigen seperti rumah sakit membelah tabung oksigen pada pasien.
“Selama tujuh hari, kebanyakan dari kami tidak bisa tidur. Karena kelangkaan, kami terpaksa memasukkan dua pasien dalam satu silinder dan ini proses yang memakan waktu karena kami tidak punya selang yang panjang,” ujarnya.
Perdana Menteri Narendra Modi telah mendesak semua warga untuk divaksinasi dan berhati-hati di tengah "badai" infeksi.
Di beberapa kota terparah di India, jenazah dikremasi di fasilitas darurat di taman dan tempat parkir. Pasien yang sakit kritis berbaring di tempat tidur di luar rumah sakit yang kewalahan menunggu untuk giliran masuk.
Baca Juga: 700 Sekolah Islam Ditutup, Pejabat India: Kita Lebih Butuh Dokter daripada Imam Masjid
Kamar Dagang AS memperingatkan ekonomi India, yang terbesar keenam di dunia, bisa goyah akibat lonjakan kasus, menciptakan hambatan bagi ekonomi global.
India, rumah bagi sekitar 1,3 miliar orang, sejauh ini telah melaporkan 17,64 juta infeksi COVID-19 dan 197.894 kematian, tetapi para ahli percaya penghitungan tersebut berjalan jauh lebih tinggi.
Negara itu sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat, yang mengatakan akan membagikan 60 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca dengan negara lain.