Terkait deteksi mutasi, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga telah bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga untuk melakukan sequence genetik atau whole genome sequencing sebagai upaya genomic surveillance atau deteksi dini adanya mutasi varian India, Inggris dan Afsel.
"Alhamdulillah, sampai hari ini berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jawa Timur yang telah dilakukan sekuensing, dimana 86 sampel telah diunggah kedalam database genome COVID-19 Internasional GISAID. Dan sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris dan Afsel di Jatim," ujar Gubernur.
Meskipun demikian, Khofifah mengatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
Baca Juga: Mutasi Baru Virus Covid-19 Bernama B1525 Telah Ditemukan di 3 Negara dan Berpotensi Menghawatirkan
Ini penting, sebab meskipun virus COVID-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan.
"Upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilans yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi Masyarakat dengan patuh protokol kesehatan," tegas Khofifah.
Khofifah menambahkan, bahwa pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru ini juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim.
Baca Juga: 'Tsunam' Covid-19 di India, Pj Gubernur Kalsel: Pembelajaran Bagi Kita