Pembagian 5.000 paket ayam ini masuk aspek pola makan. Karena asupan protein pada anak harus tetap terjaga dan tidak kalah penting pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi, mulai dari hamil, menyusui diberikan air susu ibu eksklusif selama 6 bulan.
Setelah itu diberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI), lalu Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP).
“Jadi semuanya diberikan edukasi yang lengkap, supaya anak-anak ini tumbuh kembangnya bisa terpantau,” kata Atalia.
Lalu pendataan ibu dan anak terintegrasi dan terdigitalisasi, kata Atalia, juga harus dimiliki kabupaten/kota.
Baca Juga: Percepat Tekan Angka Stunting, Pemkab Muba Gelar Rembuk Stunting
Data harus terbuka ke publik sehingga transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
Atalia juga meminta kabupaten/kota memperkuat posisi posyandu secara kelembagaan dan kader- kadernya supaya militan mengedukasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya posyandu bekerja sama dengan PKK kecamatan atau kelurahan.
“Penggerakannya bisa dilakukan bersama dengan stakeholders karena jejaring di masyararakat itu banyak sekali termasuk karang taruna, teman-teman dari dinsos,” papar Atalia
Menurutnya, stunting bukan hanya persoalan desa atau kota tapi pengetahuan masyarakat perihal kesehatan ibu dan anak. Wilayah metropolitan seperti Kota Bandung sekalipun masih ditemukan kasus stunting.
Baca Juga: Fokus Turunkan Angka Stunting, Pemkot Denpasar Gelar Rembug Stunting