Semarang, Sonora.ID - Para penggemar jajanan tradisional, pasti tidak asing dengan Lopis. Jajanan pasar satu ini merupakan makanan khas daerah Jawa yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Hingga kini, lopis masih bertahan eksistensinya bersama dengan kue basah tradisional lainnya. Biasanya kue lopis dijajakan di pasar-pasar pada pagi hari bersama dengan klepon, gethuk, dan lainnya.
Bahan dasar lopis adalah beras ketan yang di kukus menggunakan daun pisang, lalu setelah matang diberi taburan kelapa muda parut dan ditambah dengan lumuran gula merah yang telah dicairkan.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Karanganyar yang Bikin Lidah Bergoyang, Enak Banget
Tak hanya nikmat saat disantap, ternyata lopis juga memiliki banyak filosofi di balik bahan baku dan cara pembuatannya.
Lopis menyimbolkan sebuah rasa persaudaraan yang sangat erat. Bahan baku lopis yang terbuat dari ketan, melambangkan sebuah persatuan. Sesuai dengan makna dari nama ketan itu sendiri, yaitu “Kraketan”.
Kraket berarti erat. Setelah direbus, setiap butir beras ketan yang telah direbus akan lengket satu sama lain sehingga menjadi satu.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Temanggung yang Wajib Kamu Coba Saat Berkunjung
Hal ini melambangkan bahwa sebagai sesame, kita harus saling peduli dan mengingatkan akan kebaikan.
Adapun warna beras ketan yang putih bersih, melambangkan kesucian hati. Sedangkan, pembungkus lopis yang berasal dari daun pisang berwarna hijau, melambangkan kemakmuran.