"Kalau sekarang kita work from home untuk company di Indonesia, maka kita bisa WFH di company manapun di dunia. Maka itu kita harus melihat skill kita," jelas Fellex.
Dalam kesempatan yang sama, Fuad Pratama yang merupakan alumni dari Coventry University mengatakan, untuk bisa bersaing global, masyarakat harus bisa menambah skill yang dibutuhkan perusahaan. Skill tersebut nantinya dipercaya bisa meningkatkan karier.
"Ketika kita berbicara karier, kita bisa melihat bahwa karir itu berbeda dengan job. Job adalah apa yang kita kerjakan dan menghasilkan uang. Sedangkan karir adalah passion atau segala sesuatu yang kamu sukai. Baik itu terdiri dari pengalaman, skill, knowledge yang sifatnya long term yang ketika dilakukan akan menghadirkan personal pride," kata dia.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Secara Tidak Langsung Mendorong Percepatan Digitalisasi E-commerce, Kok Bisa?
Fuad menjelaskan untuk upgrade skill, seseorang bisa meraihnya dari kelas online atau workshop atau bahkan saat seseorang itu belajar di perguruan tinggi.
Fuad mengaku skill yang dimilikinya saat ini didapatkan ketika dirinya mengenyam pendidikan di United Kingdom (UK).
"Di UK, kualitas pendidikannya terbaik. Internasional exposure, tidak hanya belajar tentang UK namun juga hal-hal menarik di seluruh dunia. Metode yang digunakan saat kuliah di sana bukan hanya teori tapi diskusi yang mengalir," ujarnya.
"Jadi dalam diskusi itu seluruh anggota bisa mengemukakan pemikiran mereka. Selain itu di UK juga terkenal dengan critical thingking, sistem belajar di sana enggak 'disuapin' tapi lecture mendorong pelajar untuk mendapatkan informasi dari segala sudut pandang," jelas Fuad.
"Kurang lebih 140 institusi di UK bisa transfer knowledge, sangat membantu student untuk mendapatkan ilmu yang mau mereka fokuskan," pungkas Fuad.