Sedangkan iri adalah kurang senang menilah kelebihan orang lain atau cemburu. Arvan pun menambahkan bahwa iri ini muncul karena adanya keinginan untuk menjadi lebih baik atau lebih bahagia atau lebih sukses.
“Jadi ada orang yang sukses, kemudian kita ingin seperti dia, itu menghasilkan iri. Tapi kalau ada orang yang sukses tapi kita tidak ingin seperti dia, itu bukan iri,” sambung Arvan memaparkan.
Dengan kata lain, Arvan menegaskan bahwa perasaan iri jika dirumuskan dalam satu kata adalah desire atau keinginan yang besar yang terjadi pada orang lain.
Baca Juga: Masih Banyak Perempuan Hobi Ribut dan Julid, Vicky Shu: iri dan Kepo!
“Tanpa ada keinginan tidak terjadi irinya,” tambahnya.
Ketika iri atau keinginan menjadi seperti orang lain itu muncul secara berlebihan, bisa jadi berbuah yang tidak baik, misalnya kebencian, nah hal ini membuat rasa iri bergeser menjadi dengki.
Karena, pada dasarnya Arvan menyebutkan bahwa iri ini adalah hal yang baik, yang pasti dimiliki oleh semua orang, yang bisa memicu seseorang untuk menjadi lebih baik dari dirinya saat ini.
Baca Juga: Apa Pentingnya Rasa Iri? Motivator: Kalau Tidak, Justru Patut Dipertanyakan