Kemudian istilah tersebut diadopsi, dan biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki prestasi pada masa lalunya atau pekerjaannya di kantor yang lama.
Pada saat memulai hal baru di tempat yang baru sekaligus, banyak orang yang punya prestasi baik, namun lupa akan tahap-tahap awal perjuangannya, dan justru membebani diri dengan ‘wonderkid’ tersebut.
“Begitu mereka grow up, itu akan ada suatu beban bisa samain enggak sih (dengan pekerjaan di tempat lama),” sambung Hing.
Baca Juga: Bertahan di Masa Pandemi, Isyana: Satu-satunya Hal Konstan di Dunia Ini Adalah Perubahan
Jadi, pressure atau tekanan-tekanan dari karyawan yang baik kemudian memutuskan untuk pindah pekerjaan atau memulai jabatan yang baru, biasanya merasa ingin mempertahankan prestasinya tersebut.
Padahal, hal baru dan tempat baru tidak akan memiliki tantangan yang sama, pasti ada hal-hal yang harus diadaptasi kembali, sehingga beban ‘wonderkid’ kerap kali justru membuat kinerja menurun.
Baca Juga: Menolak Pindah ke Jepang, Yuki Kato: Ada Momen Gue Menyesal, Tapi…