"Alhamdulillah di trotoar sudah dilengkapi seperti ramp dan lainnya. Namun kita sadar betul pastinya ada kendala belum sesempurna yang kita inginkan. Terutama bangunan fisik, seperti aula ini (Kayuh Baimbai)," ujarnya, saat dikonfirmasi awak media, di lobi Balai Kota.
Secara pribadi, Ia menginginkan agar bangunan-bangunan fisik lainnya yang di kota Banjarmasin, juga disertai dengan akses ramah difabel. Sesuai dengan slogan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina yakni City For All.
Terutama bagi penyandang Tunadaksa atau cacat fisik di objek-objek wisata, untuk mempermudah mereka yang menggunakan tongkat atau kursi roda.
Baca Juga: Tanggapi Keluhan Pemilih Difabel, KPU Kalsel Bolehkan Pakai Pendamping
"Artinya kota bisa mencakup semua golongan. Termasuk kami penyandang disabilitas. Apalagi Wali Kota, Ibnu Sina sudah menyatakan bahwa Banjarmasin adalah kota yang ramah disabilitas," tambahnya.
Ia membeberkan, jika dihitung secara persentase akses ramah disabilitas pada bangunan-bangunan fisik hanya sebagian kecil, sekitar 15 sampai 20 persen.
"Artinya masih banyak yang harus dibenahi," tandasnya.
Disisi lain, dari hasil Muscab ke-5 Pertuni Kota Banjarmasin, terpilih Hamsani sebagai ketua Pertuni dan Arsyad sebagai Dewan Pengawas Cabang.
"Terkait program kerja yang bakal dijalankan tahun ini adalah meningkatkan kesejahteraan. Misalnya dari lapangan pekerjaan," tutupnya.
Baca Juga: TPS Sempit, Riyad Ungkapkan Kesulitan Pengguna Kursi Roda Pemilu