Lebih lanjut, Sutiaji juga mengatakan bahwa Kelurahan Bakalankrajan mampu menjadi pioner bioflok secara kewilayahan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat dan keswadayaan wilayah.
Inovasi ini juga bukan hanya sekedar budidaya biasa namun lebih jauh telah mampu terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir di wilayah Keluraham Bakalankrajan.
Baca Juga: Pemkot Malang Beri Kebijakan Khusus Untuk Mencegah Peralihan Fungsi Lahan Pertanian
"Mulai dari pembenihan, pembesaran, edukasi teknis kolam, pengolahan pasca panen, pariwisata sampai dengan pemasaran menjadi satu kesatuan usaha yang dilaksanakan bersama-sama" tuturnya lagi.
Hasil panennya pun, imbuh pria berkacamata tersebut, telah dijual dan dimanfaatkan oleh beberapa pelaku usaha di bidang kuliner sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat pekerja sektor informal yang mencapai 1,8 juta rupiah persiklus perkolam.
Tentu, ini mampu menurunkan tingkat pengangguran dimana muaranya terdapat 85 pembudidaya dan 121 orang pelaku usaha pendukung budidaya (pasca panen dan UMKM Olahan).
Baca Juga: Pemkot Malang Edukasi Masyarakat Agar Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS)