Soal ketersediaan oksigen, ia melanjutkan, setelah mengunjungi 2 pabrik oksigen di Jatim, dirinya memohon kepada pihak rumah sakit agar melakukan koordinasi kepada pemerintah kabupaten/kota untuk proaktif membawa silinder atau tabung oksigen ke tempat-tempat pengisian.
"Saya ingin menyampaikan dua pabrik yang saya datangi sebetulnya kapasitas oksigennya masih sangat mencukupi. Tapi tolong proaktif dari masing-masing rumah sakit dan para kepala daerah," ungkapnya.
Metode jemput bola sangat diharapkan. Sebab, ada keterbatasan armada dan tenaga dari distributor maupun pabrik. Dengan demikian, mereka berharap silinder atau tabungnya dibawa ke tempat pengisian.
"Saya paham rumah sakit saat ini membutuhkan sangat banyak energi untuk memberikan layanan. Maka mengkoordinasikan dari rumah sakit ke pemerintah kabupaten/kota menjadi penting," jelasnya.
Agar pengisian tabung oksigen berjalan lancar, Gubernur Khofifah sudah berkoordinasi dengan Pangdam dan Kapolda. Mereka menyatakan siap mengawal. Bahkan, Pemprov Jatim juga memerintahkan tim ahli BPBD Jatim untuk mengatur ketersediaan dan pendistribusian oksigen.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Mulai Ajukan Vaksin Anak Usia 12-17 Tahun
"Saya meminta kepada tim ahli yang dulu Kepala Kalaksa BPBD Jawa Timur (Suban Wahyudiono) menjadi koordinator tim oksigen untuk memudahkan koordinasi dari silinder atau tabung oksigen agar jangan menunggu habis semua," tuturnya.
"Jadi, skemanya, berapa yang habis kemudian diisi. Lalu dikoordinasikan dengan kepala daerah dan berapa rumah sakit," imbuhnya.
Menurut Khofifah, merekalah yang harus aktif mengambil tabung oksigen atau silinder, lalu membantu mengisi kemudian mendistribusikan kembali.
"Hari ini memang kebersamaan dan kegotongroyongan dan kecepatan kita memberikan quick respon menjadi sangat menentukan untuk perbaikan kualitas layanan kesehatan kita," pungkasnya.
Baca Juga: Mensos Risma Kirim Bantuan Pandemi, Wali Kota Eri: Ini Penyemangat Baru di Daerah
Sementara itu, Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi menyampaikan akan terus berupaya memberikan layanan kesehatan secara optimal. Sesuai arahan Gubernur Khofifah, RSUD Dr Soetomo tidak akan ditutup.
Namun, harus melakukan pembenahan-pembenahan di dalam dengan cara menambah ruangan dan tenaga kesehatan (nakes) serta relawan.
"Bahkan kami sedang merekrut dokter-dokter yang baru lulus. Meskipun, belum ada surat tanda registrasi (STR) nya. Kami sedang izin ke Menkes. Jadi itu, langkah-langkah yang kami lakukan," jelasnya.
Terkait kontainer yang disulap menjadi triage UGD, Dr Joni mengaku, sudah mendapat izin dari Gubernur Jatim agar segera dioperasikan.
Baca Juga: Surabaya Memanggil, Relawan Kota Pahlawan Siap Dukung Pemkot Lawan Covid-19
"Sore ini segera digunakan karena tadi kita hitung ada sekitar 20 pasien yang akan dirawat di UGD yang masih menunggu di selasar. Dengan demikian, insya Allah nanti sore sudah tidak ada lagi pasien di selasar," ungkapnya.
Dr. Joni menjelaskan, terkait rencana area parkiran Gedung RSUD Dr. Soetomo sebelah utara yang akan dijadikan ruangan pasien nanti kualitasnya High Care Unit (HCU).
Pasien yang bisa dirawat dengan kategori sedang dan berat. Mesin-mesin anestesi yang ada di ICU akan disiapkan untuk membantu kebutuhan intensif care di ruangan tersebut.
"Mesin anestesi kita punya banyak, mesin-mesin ICU, ventilator kita punya banyak. Hanya tempatnya yang kita relokasi dari ICU pasien non Covid menjadi pasien Covid," tutupnya.
Baca Juga: Surabaya Memanggil, Relawan Kota Pahlawan Siap Dukung Pemkot Lawan Covid-19