Semarang, Sonora.ID - Indonesia memiliki khasanah kuliner yang beragam di tiap-tiap daerahnya. Baik kuliner berbahan dasar yang digunakan pada umumnya hingga kuliner ekstrim berbahan dasar tak lazim.
Seperti di daerah Wonogiri, Boyolali dan Yogyakarta, kita bisa menjumpai rempeyek laron.
Hidangan satu ini bisa dibilang merupakan ekstrim, nyeleneh dan terkadang menjijikkan. Menariknya, makanan tersebut justru menjadi hidangan favorit warga sekitar.
Baca Juga: Cara Membuat Peyek Tumpi Khas Semarang yang Lezat, Dijamin Ketagihan!
Nama rempeyek sendiri berasal dari kata rempah-rempah yang berarti bahan makanan yang mengandung banyak rempah-rempah di dalamnya, kemudian jiyek yang berarti gepeng karena bentuk rempeyek ini gepeng.
Bagi masyarakat Jawa rempeyek ini juga disebut dengan peyek. Rempeyek umumnya dijadikan sebagai makanan pelengkap santapan.
Rempeyek atau peyek, lumrahnya dari kacang tanah, kacang hijau, udang, teri dan sebagainya.
Namun terkait tentang laron, masyarakat Boyolali, Jawa Tengah, yang berada di desa biasanya menggunakan serangga ini sebagai bahan dasar membuat peyek.
Baca Juga: Resep Membuat Peyek Teri Renyah dan Gurih, Dijamin Kriuk Anti Alot
Laron banyak muncul malam hari pada musim hujan, saat hujan turun atau sehabis hujan. Laron-laron yang beterbangan dikumpulkan dengan cara memasukkan air ke dalam baskom dan mematikan lampu.