Palembang, Sonora.ID - Beberapa hari terakhir, ditengah musim kemarau di Sumatera Selatan, kota Palembang mengalami cuaca dingin terutama di pagi dan malam hari.
Terkait hal tersebut, Desindra Dedi Kurniawan, Kepala BMKG SMB Palembang kepada Sonora (15/07/2021) mengatakan bahwa hal tersebut karena saat musim kemarau jumlah awan di atmosfer sedikit sehingga pada saat malam hari bumi memantulkan gelombang panjang atau energi panas langsung ke angkasa dan tidak dipantulkan kembali ke bumi, sehingga pada malam hari atau pagi hari lebih dingin dibandingkan bulan-bulan lain maupun musim penghujan.
“Sebaliknya saat musim penghujan di atmosfer banyak awan, banyak uap air sehingga energy panas ketika dipantulkan ditangkap awan sehingga dipantulkan kembali untuk menghangatkan bumi. Disisi lain, musim kemarau ada angin monsum timur atau dari Australia, sehingga di Indonesia masuk massa udara yang sifatnya dingin atau kering dari benua Australia termasuk wilayah Sumatera khususnya wilayah selatan,” ujarnya.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Minum Air Hangat Lebih Baik daripada Air Dingin?
Ia menambahkan fenomona cuaca dingin ini bukan disebabkan oleh aphelion, dimana bumi berada di titik terjauh dengan matahari.
“Aphelion adalah hal biasa, terjadi satu tahun sekali, dimana titik terjauh bumi ke matahari. Sebaliknya perihelion adalah titik terdekat bumi dengan matahari. Terjadi setahun sekali dibulan januari-desember. Aphelion terjadi di bulan juni-juli. Fenomena ini terjadi akibat rotasi dan revolusi bumi terhadap matahari,” tukasnya.
Ia menghimbau agar masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang tidak pasti ataupun hoax.
Masyarakat dapat bertanya langsung ke BMKG untuk menanyakan kebenarannya terkait kondisi cuaca dan sebagainya.
“Banyak kanal yang kami sediakan baik medsos maupun telephone untuk mendapatkan informasi yang jelas. Musim kemarau di Sumsel puncaknya agustus-september. Masyarakat agar mewaspadai hotspot atau titik api, juga kekeringan dari sisi meteorology pertanian. Petani bisa memperoleh informasi BMKG terkait cuaca karena curah hujan sedikit dan mempengarui sector pertanian,” tukasnya.
Baca Juga: Awas, 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Manusia Terserang Penyakit Influenza Saat Musim Kemarau