Palembang, Sonora.ID - Melemahnya daya beli masyarakat terhadap ayam potong akibat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam beberapa pekan terakhir, membuat para peternak ayam di kota Palembang mengalami kerugian.
Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago mengatakan, sejak pandemi corona ditambah lagi adanya penerapan PPKM membuat daya beli masyarakat terhadap ayam menurun.
Apalagi harga ayam di pasar dalam beberapa hari terakhir terus mengalami lonjakan, membuat para pedagang mengalami kerugian karena sepinya pembeli, dan imbasnya pembelian ayam oleh pedagang kepada para peternak juga mengalami penurunan.
Baca Juga: Wali Kota Banjarmasin Isyaratkan PPKM Level IV, Ingin Mulai Secara Persuasif
"Para peternak mengalami kesulitan sejak diterapkannya PPKM, bahkan apabila kondisi ini terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan masyarakat akan sangat sulit menemukan ayam di pasaran dikarenakan tidak sanggupnya para peternak memenuhi kebutuhan ternak mereka akibat sepinya pembelian," ujarnya.
Ia mengatakan harga jual ayam di kandang dua minggu lalu berada di angka Rp 12 ribu per kg, sehingga harga di pasar tradisional idealnya berkisar Rp 23 ribu - Rp 24 ribu per kg. Namun, dalam beberapa hari terakhir harga jual ayam di kandang berada di angka Rp 17 ribu - Rp 18 ribu per kg, sehingga harga di pasar tradisional paling tinggi berkisar di angka Rp 30 ribu per kg.
"Saat ini harga jual ayam di kandang di kisaran Rp 17 ribu - 18 ribu per kg dan idealnya di pasar dijual paling tinggi Rp 30 ribu - 31 ribu per kg, tapi hari ini berdasarkan pantauan saya harga ayam di pasaran hampir menyentuh angka Rp 35 ribu per kg," katanya.
Baca Juga: Di Masa PPKM, KAI Juga Fokus Pada Angkutan Barang dan Penglolaan Aset