Eri berpendapat, ketika melihat kasus Covid-19 dari sisi BOR rumah sakit, tentunya akan kesulitan. Misalnya, pasien yang dirawat di RSU dr Soetomo tidak semuanya merupakan warga Surabaya.
"(Kasus Covid-19) Surabaya kalau melihat dari BORnya agak susah. Karena yang dirawat itu orang Surabaya atau bukan. Ini mengapa kita harus lihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BORnya, tapi yang sembuh berapa," katanya.
Di samping terjadi penurunan BOR rumah sakit, angka pemakaman secara protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di Kota Surabaya juga mengalami hal yang sama.
Baca Juga: Gotong-Royong Tangani Pandemi Covid-19, Berbagai Stakeholder Surabaya Rame-Rame Bantu Pemkot
Eri menambahkan, selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, terjadi penurunan pemakaman secara prokes di Surabaya.
Data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) mencatat, pada tanggal 23 Juli, terdapat 105 jenazah yang dimakamkan secara prokes.
Kemudian, pada 24 Juli, turun menjadi 97 jenazah. Penurunan yang sama juga terjadi pada tanggal 25 Juli, menjadi 98 jenazah.
"Jadi memang ada penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes,” pungkasnya.
Baca Juga: Siapkan Rumah Sehat, Tokoh Masyarakat Bantu Pemerintah Kota Surabaya