Sonora.ID - Lissari Anggraeni, S.Psi, M.Psi dari Vygot Sky Consulting hadir di program acara “Self Loving” Sonora FM 98,9 Semarang untuk menjelaskan berbagai hal terkait Quarter Life Crisis (QLC). Quarter Life Crisis (QLC) atau Krisis Seperempat Abad.
Berdasarkan penjelasan Erick Eriksen terkait teori Psikososial, manusia memiliki sekat atau pemisah dalam setiap perkembangannya, dan biasanya dirasakan oleh remaja akhir hingga dewasa awal.
Psikolog yang kerap disapa Ica ini menjelaskan bahwa QLC menyebabkan timbulnya rasa kurang puas dengan kehidupan masa lalu, pencapaian, masa depan, dan rasa bimbang di diri seseorang.
Seberapa berat QLC yang akan dirasakan setiap orang berbeda-beda tergantung dengan pengalaman di masa lalunya, dan QLC pasti akan dialami setiap orang.
Baca Juga: Cari Tahu Apa Itu Quarter Life Crisis? Berikut Ini Tips Mengatasinya
Dikutip dari teori diagram Muslow yang menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan secara fisik maupun mental. Kebutuhan mental bisa berupa kasih sayang, pengakuan, aktualisasi diri, dan sebagainya.
Inilah yang membedakan setiap individu, karena tidak semua orang terpenuhi kebutuhan mentalnya dan hal ini juga mempengaruhi seseorang dalam merespon masalah, penyelesaian masalah, dan juga seberapa berat dampak fase QLC seseorang nantinya.
Pada usia 20-30 tahun yang biasanya seseorang sedang berada di fase QLC, dan rentan membanding-bandingkan dirinya dengan orang disekitarnya, lalu merasa kurang puas, hal ini sering terjadi akibat melihat atau bermain sosial media.
Oleh karena itu pentingnya detoks atau berhenti sejenak untuk bersosial media bagi anak muda, selain untuk menghindari sosial yang kurang sehat, dan kesehatan mentalnya. Seseorang juga harus memperkuat motivasinya.
Baca Juga: Apa Itu Quarter Life Crisis? Berikut Penjelasan dan Cara Menanganinya