Fase QLC juga bisa disebut dengan fase memutuskan, karena seseorang akan memutuskan akan menjadi orang yang seperti apa berdasarkan pengalaman masa lalunya. Apa jadinya apabila seseorang tidak berhasil melewati QLC, Ica mengungkapkan dampaknya akan menimbulkan krisis mental.
Seseorang yang tidak mampu menangani QLC-nya memiliki banyak kemungkinan, salah satu penyebabnya adalah Inner Child atau luka batin di masa lalu yang belum terselesaikan dan hal ini yang bisa menghambat perkembangan seseorang di masa depan.
Apabila seseorang tidak bisa berada di titik tidak bisa menangani QLC-nya, maka ada baiknya meminta pertolongan pada Psikolog atau Psikiater. Menariknya, QLC bisa terjadi berulang-ulang di usia 20-30 tahun, dan setiap fasenya pun akan berbeda-beda. Karena, cara berpikir seseorang di usia awal 20 tahun hingga akhir 20 tahun berbeda.
Seorang Psikolog di Universitas ternama di London, England, Dr. Oliver Robinson mengatakan ada 4 tahapan pada QLC, (1) kita terjebak pada sebuah masalah, (2) seseorang sudah memikirkan akan ada sesuatu yang terjadi, (3) membangun hidup yang baru, (4) kemampuan untuk mengeksplor kehidupan yang baru.
Terakhir, Ica mengingatkan, jangan menolak QLC karena hal ini tidak bisa dihindari, cukup terima dan dirasakan, namun tidak ada salahnya memberikan sugesti positif untuk diri sendiri pada saat fase QLC.
Baca Juga: Meski Indonesia Resesi, Triwulan III Perekonomian Jawa Barat Mengalami Perbaikan