Padahal awalnya sitokin berperan untuk menyerang virus yang masuk, tetapi ketika sitokin terus bertambah maka, sel-sel baik di dalam tubuh akan mati terserang oleh pasukan sitokin tersebut.
Atau yang disebut sebagai kekacauan sitokin.
“Sitokin ini juga salah satu fungsinya memberikan instruksi kepada sel untuk membunuh dirinya sendiri. Jadi, sel yang ada virusnya atau bakterinya, dia diperintahkan untuk bunuh diri,” sambungnya.
Sedangkan ketika badai sitokin terjadi dan terlalu banyak sitokin dalam tubuh maka, sel yang bunuh diri pun akan semakin banyak.
Lalu apa yang terjadi jika badai sitokin terjadi pada pasien Covid-19?
Baca Juga: Deddy Corbuzier Pamit dari Dunia Podcast dan Media Sosial, Ada Apa Sebenarnya?
“Penderita Covid-19 kebanyakan organ targetnya itu di paru-paru, maka paru-parunya gagal berfungsi, orangnya jadi tidak bisa bernapas,” tegas dr. Santi.
Salah satu cara untuk mengeluarkan sitokin dalam pembuluh darah adalah dengan melonggarkan pori-pori pada pembuluh darah, yang di sisi lain menyebabkan cairan dalam darah keluar, sehingga menyebabkan pengentalan darah.
“Maka, kalau orang terkena badai sitokin, bisa terkena stroke, terkena gagal ginjal, gagal jantung, karena terjadi penggumpalan di berbagai macam pembuluh darah,” sambungnya.
Air yang keluar dari pembuluh darah bisa memenuhi paru-paru, sehingga orang tersebut akan mengalami sesak luar biasa karena rongga yang harusnya terisi udara jadi terpenuhi oleh air.
Baca Juga: Diberi Uang Rp 500 Juta Oleh Deddy Corbuzier, Ivan Gunawan: Buat Bangun Masjid, Demi Allah