Palembang, Sonora.ID - Selama 76 tahun Indonesia merdeka, perjuangan kaum perempuan masih belum selesai.
Yeni Roslaeni Izi, Direktur Women Crisis Center (WCC) kepada Sonora (21/08/2021) mengatakan bahwa perjuangan perempuan masih pada keinginan hidup setara, bebas dari kekerasan.
Tapi kenyataanya Indonesia masih mengalami diskriminasi, kekerasan dalam berbagai bentuk.
“ Perempuan Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Perempuan masih sering dijadikan alat untuk bebagai kepentingan. Missal saat pesta demokrasi, perempuan hanya dijadjikan komoditas politik, dijadikan objek bukan subjek. Ketika ingin menjadi subjek sering dicari kelemahan-kelemahannya, missal disandingkan dengan tafsiran agama yang melemahkan,” ujarnya.
Baca Juga: Peningkatan Kualitas Pendidikan, SMM Luncurkan HUB di 9 Kota
Perempuan juga sering kali tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang ditujukan untuk dirinya.
Missal kebijakan kesehatan perempuan, seharusnya pengalaman perempuan dilihat dan dilibatkan.
” Kita melihat perempuan masih menjadi warga negara kelas 2, tidak terlalu diprioritaskan. Isu-isu yang selama ini berkaitan dengan perempuan tidak dilibatkan,” tukasnya.
Hasil survey banyak menunjukkan tingkat kematian perempuan, missal akibat kanker serviks atau kanker payudara tinggi.
Baca Juga: Demi Bikin Make Up Kemerdekaan, Perempuan Ini Rela Tidak Tidur Selama 18 Jam
Seharusnya segera dibuat aturan dan juga akses bagi perempuan, tapi kenyataannya tidak demikian. Missal hanya dibuat kebijakan yang tidak terlalu berdampak terhadap masalah itu.