Sonora.id - Kondisi pandemi mengakibatkan siswa harus menempuh Pembejalaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, sistem belajar daring tersebut memiliki banyak dampak negatif, terutama bagi siswa dan peserta didik.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makariem menegaskan, pelaksanaan PJJ selama hampir dua tahun terakhir memberikan berdampak negatif bagi perkembangan psikologi siswa dan pelajar. Pasalnya, PJJ mengakibatkan learning loss dan kemampuan intelektual pada peserta didik.
“PJJ mengakibatkan anak kehilangan kesempatan belajar. Dan kalau dibiarkan semakin lama, itu akan beresiko pada anak kita dan Pendidikan kita,” kata Nadiem, Senin (23/8/2021).
Ia menambahkan, dampak dari learning loss juga mengakibatkan penurunan kemampuan belajar dan capaian belajar setiap anak. Selain itu juga berdampak pada kondisi psikologis anak yang sudah terlalu kritis.
Baca Juga: Setali Tiga Uang, Menteri Johnny Plate Dukung Menteri Nadiem Sekolah Gelar PTM Terbatas
“Belum lagi (di masa pandemi) banyak anak yang putus sekolah, terutama anak perempuan. Dampak learning loss ini benar-benar sangat terasa dan di daerah bersifat permanen,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Jumeri menambahkan, dampak dari PJJ mengakibatkan banyak sekolah swasta yang mulai tutup, karena tidak mendapatkan siswa.
“Masalah yang terjadi terkait dengan pembelajaran jarak jauh, yakni dari resiko di keterbatasan alat di rumah, lemahnya pembelajaran anak-anak, sekolah swasta terancam tutup,” imbuh Jumeri.
Senada, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay mendukung pemerintah untuk segera menggelar PTM terbatas. Menurut Saleh, PJJ belum memberikan kebutuhan peserta didik.
“Karena (belajar) hanya mendengarkan ceramah guru lebih dari enam jam di depan computer,” tukas Saleh. (*adv)
Baca Juga: 80 Persen Pelajar dan Guru Sudah Divaksin, Kota Tangerang Siap Melaksanakan PTM Terbatas