Sonora.ID - Sejak Indonesia dalam kondisi pandemi, setiap masyarakat menjadi sangat peka dengan ciri atau gejala penyakit Covid-19, bahkan tak sedikit juga yang bisa dikatakan takut dan khawatir berlebihan dengan gejala-gejala tersebut.
Salah satu tanda atau gejala yang paling khas adalah anosmia atau kondisi menurunnya kemampuan indera penciuman dan pengecap.
Dalam program Kamusehat di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyatakan bahwa potensi terjadinya anosmia dan keparahan dari anosmia tersebut ternyata bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca Juga: 3 Cara ala Dokter untuk Pulihkan Anosmia karena Infeksi Virus
Faktor yang banyak berpengaruh pada durasi waktu penderita merasakan anosmia adalah kebiasaan buruk dan pola hidup yang buruk, termasuk di dalamnya kebiasaan merokok.
“Yang paling penting bahwa, merokok menyebabkan anosmia lebih sulit sembuh. Jadi bagi penderita anosmia, berhentilah merokok,” tegas dr. Santi memaparkan.
Ketika penderita anosmia kemudian tetap melakukan kebiasaan merokok pada saat masih dirasakan anosmia, maka dr. Santi menegaskan bahwa hal itu bisa menyebabkan durasi anosmia menjadi lebih panjang.
Baca Juga: Alami Anosmia setelah Divaksin? Dokter: Ada 2 Kemungkinannya