"Saat pandemi, tidak sedikit yang kami temukan kalangan milenial di Indonesia memadupadankan resep-resep makanan dari Eropa. Banyak yang dimodifikasi dan terlihat sangat enak," tambah Marika.
Selain itu, kata Marika, Uni Eropa menilai Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi terbesar di antara negara- negara ASEAN lainnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) PHRI, Alexander Nayoan memberikan apresiasi cukup baik terkait akan adanya kerjasama dalam bidang pangan dengan Uni Eropa.
Menurutnya, hal ini harus disikapi dengan serius, mengingat masyarakat Indonesia di masa pandemi mulai mendalami pengembangan kuliner Eropa dan membutuhkan bahan baku yang lebih terjangkau.
Baca Juga: 5 Tempat Makan di Sumedang Ini yang Cocok Untuk Kulineran Bersama Rekan
“Data yang ada menyebutkan bahwa bahan-bahan asal Eropa cukup diminati di Indonesia, apalagi yang bahan yang dikemas dalam botolan," ucap Alexander.
Selain itu, kata dia, produk-produk pangan bercita rasa Uni Eropa, yang dihasilkan oleh restoran, kafe atau hotel-hotel, tentunya akan lebih banyak variasinya.
Program pengenalan pangan asal Uni Eropa ini, selain melalui supermarket-supermarket, nantinya juga akan di massifkan lewat media sosial.
Dengan adanya kerjasama EU CEPA (perjanjian kemitraan komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa), salah satunya menghadirkan pangan asli Eropa ke Indonesia, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan produk terbaik dengan harga yang lebih terjangkau untuk menyajikan kuliner khas Eropa tanpa perlu jauh terbang ke Eropa.
Baca Juga: Ingin Bisnis Kuliner Laris? Perhatikan Elemen Fengshui Berikut Ini