Meski obat kuat bagi wanita ada, namun dr. Boyke menyatakan bahwa obat tersebut cenderung kurang diminati sehingga terkesan tidak umum.
Di sisi lain, budaya atau pemikiran di masyarakat Indonesia juga memberikan pengaruh bahwa wanita memang bertugas untuk melayani suaminya atau sang pria, sehingga kontrol hubungan intim ada pada si prianya.
“Karena buat seorang wanita itu kalau pasangannya mau, mereka akan melayani, kalau pasangannya tidak mau, wanita tidak akan mempermasalahkannya, biasanya seperti itu,” jelasnya.
Baca Juga: Demi Rasakan Sensasi, Pria Ini Minum Obat Kuat Untuk Sapi Jantan
Pihaknya menyatakan, treatment atau perlakuan lain akan berbeda pada wanita-wanita yang memang gairah seksnya sangat rendah.
Salah satunya dengan menggunakan makanan-makanan atau minuman yang dianggap bisa membantu meningkatkan gairah seks.
“Kecuali memang pada wanita-wanita yang gairah seksnya sangat rendah, low desire, kita biasanya berikan bantuan. Bukan berupa obat kuat, tapi berupa hormonal untuk menaikan gairah seks,” sambung dr. Boyke.
Baca Juga: Efektifkah Penggunaan Obat Kuat Sebelum Berhubungan Seksual?