Keahliannya sebagai petani, dia pelajari secara otodidak atau madiri dari sang suami dan saudara-saudaranya. Novi mengatakan dulu dirinya merupakan penyanyi dangdut yang dipandang sebelah mata oleh teman, tetangga serta masyarakat karena pakaiannya terbuka, jam kerjanya juga malam, dan uangnya juga dibilang haram. Maka dari itu sekarang Novi beralih menjadi petani.
Novi bersyukur, pandangan masyarakat terhadapnya sekarang telah berubah menjadi positif ketika sudah menjadi petani.
Dia mengungkapkan, di masa pandemi hingga penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hiburan atau job manggung sepi.
"Masa pandemi gini kan hiburannya sepi dan gak ada job yang masuk. Sekarang saya hijrah dan saya tekuni menjadi petani," terangnya.
Baca Juga: Sanggar Langen Beksan Kinasih Boyolali Dapat Julukan 'Reog Cantik'
Novi mengaku, bertani itu agak berat yakni dengan menggendong berat dan pengahasilannya juga tidak terlalu banyak.
"Kayak gini bertani itu rekoso (susah), gendong yang berat-berat penghasilannya sedikit. Tapi semua belum tahu ya kalau bertani itu enak dan hasilnya itu ya alhamdulillah," ungkapnya.
"Pagi itu yang bisa dicari ada, panen apa ya dipanen hasilnya berapa. Disyukuri kalau menjadi petani itu," tandasnya.
Novi berharap dengan apa yang dia lakukan sekarang yang terjun di dunia pertanian dapat menginspirasi para generasi muda. Karena pasalnya, minat dibidang pertanian masih dianggap sepele khususnya bagi para generasi muda.
"Buat petani muda, kita harus bangga menjadi petani. Daripada kita menjadi beban orang tua lebih baik kita berkarya, menciptakan ide-ide baru, hal-hal baru dalam pertanian agar pertanian Indonesia semakin maju," kata Novi.
Baca Juga: 1.401 Pelajar SMP di Boyolali Jalani Vaksin Dosis Pertama di Sekolah Masing-Masing