Kemudian meningkatkan sarana dan prasarana perkebunan sekaligus SDM di sektor perkebunan.
Percepatan penerapan ISPO untuk PBS/PBN untuk percepatan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan dimana sudah 23 PKS yang bersertifikat ISPO dari 40 PKS yang ada.
“Meningkatkan industri hilir dari CPO, peningkatan diversifikasi integrasi kebun sawit dengan komoditas pertanian dan perikanan, komitmen membuka lahan baru sawit tanpa membakar serta meningkatkan peran serta PBS dan PBN dalam pembangunan daerah,” papar Roy.
Sekda Kalsel juga berharap dari FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi guna peningkatan produksi kelapa sawit serta pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
“Kita harapkan dari forum ini dapat menghasilkan rekomendasi guna diimplementasikan meningkatkan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kalsel,” pungkas Roy.
Sementara Kadisbunnak Kalsel, Suparmi mengatakan saat ini jumlah pasokan bahan baku kelapa sawit masih kurang untuk memenuhi pabrik yang ada di Kalsel.
“Baru sekitar 70 persen dapat memenuhi sisanya didatangkan bahan baku kelapa sawit dari luar,” kata Suparmi.
Baca Juga: Civitas Akademika Unsri Sebut Magang di Muba Pilihan Tepat