Akhir kisah dari Tari Kecak tersebut adalah pertarungan yang dilakukan antara Rama dan Rahwana. Dengan Doa dan kegigihannya, Rama berhasil menang melawan Rahwana serta bisa menyelamatkan Shinta.
Dari kisah ini, memiliki makna bahwa adanya kepercayaan terhadap Kekuatan Tuhan, dimana hal ini tercermin pada tindakan Rama ketika berdoa. Dan pesan moralnya, Tari kecak mencerminkan perilaku Rama terhadap istri kesayangannya, yaitu Shinta. Serta pengorbanan Jatayu (Burung Garuda) demi menyelamatkan Shinta.
Kisah Lain Dibalik Pertunjukkan Tari Kecak
Tari Kecak sering di pertunjukkan di berbagai Pura di Bali seperti Pura Uluwatu atau Pura Tanah Lot dan juga beberapa tempat khusus yang telah disediakan untuk dapat dinikmati oleh para turis seperti di Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Baca Juga: Sama-sama Evaluasi Tapi Beda Hasil, Banjarmasin Bertahan di Level IV
Selain sebagai pertunjukkan seni, Tari Kecak juga selalu dipertontonkan sebagai upacara hingga ritual adat. Pada saat ritual, biasanya penari akan dirasuki oleh roh bahkan bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan.
Meskipun Tari Kecak tidak diiringi oleh musik atau gambelan, namun gerakannya tetap terlihat sangat kompak dan enerjik. Dimana setiap gerakan yang dilakukan sesama penari sangat seirama dan memiliki nilai seni tinggi.
Bukan hanya dipentaskan di Bali saja, pernah sesekali Tari Kecak ini dipentaskan di Mancanegara. Bahkan hebatnya lagi, Tari Kecak ini pernah berhasil memecahkan rekor dunia yang dinilai oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) di Kawasan Wisata Pantai Berawa, Tibubeneng Badung dengan jumlah penari sebanyak 5.555 penari.
Jika kalian ke Bali, jangan lewatkan untuk menyaksikan Tari Kecak Ini.